Ajinomoto Kembangkan Teknologi Pendeteksi Kanker

Senin, 21 Januari 2019 - 20:45 WIB
Ajinomoto Kembangkan Teknologi Pendeteksi Kanker
Ajinomoto Kembangkan Teknologi Pendeteksi Kanker
A A A
JAKARTA - Perusahaan penyedap rasa asal Jepang, Ajinomoto Co, mengembangkan teknologi pendeteksi kanker yang diberi nama Amino Index Risk Screening (AIRS). Berdasarkan Dari data rilis resmi Ajinomoto Co., Inc. Jepang, dijelaskan, AIRS memanfaatkan teknologi asam amino.

Berdasarkan sejarah panjang penelitian Ajinomoto terhadap asam amino, diketahui bahwa keseimbangan konsentrasi asam amino dalam darah berubah untuk menunjukkan tingkat kesehatan seseorang.

Hal ini kemudian mengarah ke pengembangan teknologi pemeriksaan kanker praktis, yang dapat meningkatkan kemungkinan pendeteksian bila digabungkan dengan tes pemeriksaan lainnya. Penggunaan teknologi ini pun diyakini Ajinomoto akan mempermudah dokter dan pasien dalam pencehgahan dan mampu mendeteksi kanker. Nantinya, dokter akan mengambil darah pasien sebanyak 5 ml setiap pemeriksaan. Darah itulah yang lalu diperiksa menggunakan teknologi asam amino.

Teknologi AIRS dinilai mampu mendeteksi kanker perut, kanker paru-paru, kanker usus besar, kanker pankreas, dan kanker prostat pada pria. Sedangkan pada perempuan, alat ini akan memeriksa kanker perut, kanker paru-paru, kanker usus besar, kanker pankreas, kanker payudara, dan kanker rahim atau ovarium.

Pemeriksaan kesehatan secara rutin telah menjadi tren di masyarakat Jepang. Kondisi inilah yang dinilai Ajinomoto membuat usia masyarakat Jepang lebih panjang. Di negeri Matahari Terbit ini pemeriksaan massal diberikan kepada setiap siswa di sekolah, karyawan di kantor, serta setiap orang dalam sistem perawatan kesehatan universal komunitas dan pemerintahan setempat.

Di negara lain, pemeriksaan kesehatan seringkali hanya diminta oleh mereka yang secara khusus mementingkan kesehatannya, sedangkan di Jepang, sudah merupakan suatu aturan.

Hasilnya pun dapat dilihat dari GDP Jepang. Setiap tahunnya, Jepang hanya menghabiskan 10% dari GDP negara dibandingkan dengan Amerika Serikat yang menghabiskan 17%. Semakin rendah GDP negara terkait kesehatan, maka semakin sehat masyarakat sebuah negara tersebut.

Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih, pemeriksaan kesehatan memang harus ditingkatkan di tengah masyarakat, khususnya Indonesia. Melalui pemeriksaan kesehatan yang rutin dilakukan, masyarakat akan bisa mengantisipasi dan mendeteksi penyakit-penyakit berbahaya, seperti kanker.

“Kita harus mendorong masyarakat untuk melek terhadap pemeriksaan kesehatan. Jangan sampai baru terasa sakit, barulah mendatangi dokter. Sebaik-baiknya adalah pencegahan dari pada penanggulangan,” tutupnya.
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4846 seconds (0.1#10.140)